Flash Fiction bertema Perang Kabut Kelabu Jam 6 Pagi

Kabut Kelabu Jam 6 Pagi

Masih jam 6 pagi. Langkah kakiku yang di balut kaus kaki dan beralaskan sendal menyusuri jalanan dari masjid menuju kembali ke rumah. Bersama beberapa nenek-nenek yang sudah mulai terseok-seok melangkahkan kakinya. Ada pula beberapa ibu-ibu yang sibuk memegang sarungnya sambil sedikit berlari mengejar anak kecilnya yang kesana kemari. Lasak.

Aku menatap langit. terlihat kabut kelabu di jam 6 pagi ini. Tak biasanya seperti ini. Seharusnya aku sudah bisa melihat guratan cahaya matahari yang tersirat di balik awan, muncul dengan malu-malu. tapi hari ini terlalu kelabu.

Sedikit aku menghirup udara berharap dapat menangkap oksigen karena kurasakan dadaku perlahan terasa sesak. Tapi bukannya segar aku malah semakin sesak nafas. Ku tarik lagi nafas ku lebih dalam. Aku malah merasa ingin muntah. Sesak nafas. Mual. kepala ku pusing karena benar-benar kekurangan oksigen. mataku sayup-sayup menangkap pandangan nanar seorang nenek yang sudah terduduk di jalanan. ku putar lagi arah pandangan ku yang semakin samar, sang ibu dengan nafas satu-satu memeluk anaknya yang menangis karena sudah sangat sulit bernafas. Aku melihat ke atas dan mendapati sebuah kapal terbang dengan kecepatan tinggi melintas. kapal terbang yang saat kecil aku senang karena asapnya membentuk awan-awan lucu di angkasa. dan aku sadar...

inikah senjata biologis yang mereka bicarakan itu? dan jam 6 pagi di antara kabut kelabu, desaku menjadi korbanya.

#NULISRANDOM2015

2 komentar:

  1. wah perang dingin ini, negara mana yang menyerang

    BalasHapus
  2. iyah, cepet ke rumah sakit. Gawat, iyahh....iyahhhhh...iyaahhhh ..... akhirnya iyah jatuh melunglai di tanah

    BalasHapus

Kalau ada yang ga bagus tolong dikasi tau ya, biar penulis bisa menyempurnakan tulisannya :)
kalau ada ide lanjutan cerita juga di terima...
Makasih :D

Tags