366 Hari Bersajak - 12. Tinggi

 Nak, Tak ada hujan diatas sini

tak ada banjir menghampiri

padahal sebelum pergi

langit gelap bak dini hari


Lalu semua seolah hilang

sat burung besi ini terbang


begitu pula langkah hidup

ketika sulit menjepit

kita berusaha merangkak pelan

ke tempat yanglebih tinggi


goncanganna ada

turbulensinya nyata terasa

(ah, sesuai harga juga biasanya!)


Tapi semakin di atas

kesulitan itu tak lagi menjadi batas

hanya terlihat geliat-geliat saja


Terbanglah nak, dari perasaanmu yang terhimpit kehidupan.


18:08 Air Asia
30 Januari 2023

366 Hari Bersajak - 11. Naung

Kau taukan rasanya peluh saat tak punya termpat untuk berteduh

kau taukan rasanya perih saat perut tak diisi


Lantas mengapa kau biarkan rumah mereka rusak...

lantas mengapa kau rebut makanan milik mereka...


Ambil secukupnya

tanam kembali

ambil seperlunya

pulihkan lagi

366 Hari Bersajak - 10. Indi e

Senja,

saat mentari pamit dengan indah

seburat warna hangat, lalu hilang

menyisakan kelam


Senja,

Tenggelannya jiwa-jiwa yang lelah

jatuh dalam sujud, hati yang rapuh

mata yang nanar menatap hari berganti

apakah esok ia masih bisa memberi arti


Senja,

identik dengan anak indie, secangkir kopi, dan bait puisi.


yah seperti ini.

366 Hari Bersajak - 9. Kenapa di block woy, ya maaf

Ku pandang kau sebagai teman,

Kau anggap ku teman kencan,

Maaf kita harus putus hubungan,

Ku tak mau ikut rayuan setan


Sejak awal kita berkenalan

Ku pikir kita punya sama pandangan,

bisa berbagi pendapat

bisa berbagi wawasan


cerita-cerita baru antara kita

dari masing-masing tempat kerja


tak kusangka, semua berubah

saat matamu memercikan rasa yang membuatku marah


Semoga, akan ada pertemuan

yang membuat kita saling pengertian.


366 Hari Bersajak - 8. Silahkan bahagia semu

Kamu boleh berbahagia dengan harta

semua hal yang dipunya

kamu boleh berbangga atas

pertemuanmu dengan pasangan

kamu boleh jumawa untuk hidup

yang tidak dimiliki segelintir orang


Dan kau tak mencari pada sang Maha Pemberi

dan kau lalai pada rejeki yang kau cari

dan kau abai pada hak yang kau kebiri


nikmati saja dunia ini

berendam saja pada gelimang materi


jauh, pergi, hati, nurani


lantas mereka yang mengingatkan dengan tulus

disimpulkan sebagai pencaci, pendengki, berakal bulus



366 Hari Bersajak - 7. Yang Bertasbih

 Tuhan, jika hamba masuk surga

jika hamba masuk surga

jika... setelah semua dosa terbakar di neraka

bolehkan, bolehkan hamba bertanya?


Hubungan hamba pada-Mu, 

bisa hamba meminta ampun

Hubungan hamba pada manusia lainnya, 

bisa hamba upayakan maaf


lalu,


bagaimana cara menyelesaikan urusan pada hewan-hewan ciptaan - Mu?

bagaimana cara memohon ridho dari tumbuhan yang senantiasa bertasbih kepada - Mu?


bagaimana...?

366 Hari Bersajak - 6. Bukan Aku

 Aku terpana pada dunia maya

Sudahlah gelap mata pada harta

lantas tenggelam dalam dunia fiksi belaka

tertawa-tawa mengalihkan masalah nyata


Apa sebenarnya bahagia?


Bahkan itu, bukan aku yang berkuasa atas tawa


Aku kira, kita semua bisa bermimpi lepas


melakukan semua hal seenakjidat

tanpa peduli akhirnya akan bertanggung jawab

366 Hari Bersajak - 5. Pantulan

Rembulan hanya bersinar diwajahku

Tapi tidak dengan hatiku

Mungkin kini terlihat baik tak bercela

Sadarlah, takkan ada yang sempurna


Adakah yang memberi jaminan

Kebaikan-kebaikan yang dipantulkan

menjanjikan keberadaan sehelai rambutku di surga?


atau... justru semua habis di Nearak, sudah.


Siapa aku yang dikatakan berwajah rembulan

siapa kau yang dikatakan tampan rupawan

tak ada yang bisa menujukkan kebenaran

akhirat nantinya akan membeberkan

366 Hari Bersajak - 4. Memori

 Ada nada-nada yang mengingatkan suatu suasana

lirik-lirik menggelayut manja berirama

meski tak ada nama kita di dalamnya

rekaman memori mengalun indah mempesona

mempermainkan imajinasi sekelebat tak berjeda


Berikan aku kunci kotak musik itu

aku tak mampu terus terjebak di masa lalu

terlalu indah saat terbayang sewaktu-waktu

membuatku di masa kini menjadi rindu

akan hati yang sudah berdebu

366 Hari Bersajak - 3. Pesan Untuk Masa Depan

Bukan sajak, hanya kumpulan kata-kata.


Nak, maafkan ibu jika nanti kita sudah bertemu, banyak hal mungkin akan sulit untukmu mengerti. Ibu tak akan mengizinkanmu bermain gadget sebelum usiamu mencapai 7 tahun. Sebisa mungkin, setiap saat, kita akan bersama, karena, meski mungkin terdengar seperti mimpi, ibu akan berusaha semaksimal mungkin untuk hadir 24/7 dalam kehidupanmu. Mungkin impianmu terdengar seperti sesuatu yang sulit dicapai, namun siapa yang bisa menghentikan mimpi? Mimpilah sebesar-besarnya, karena ibu akan memperkenalkanmu pada berbagai hal untuk memperluas wawasan dan impianmu.


Masa kecilmu akan diisi dengan berjalan-jalan di pasar, karena ibu ingin memberikan makna bahwa setiap pekerjaan memiliki nilai yang sama berharga. Mereka yang mencari nafkah dengan keringatnya akan mendapatkan pahala yang melimpah. Dunia ini harus berlelah-lelah, karena istirahatnya akan ditemukan di kehidupan setelahnya. Nak, tulisan ini ibu buat sebagai pengingat untukmu kelak. Meskipun kamu mungkin sibuk dengan urusan dunia, ingatlah bahwa kekayaan sejati adalah waktu luang yang memungkinkanmu beribadah dengan khusyuk.


Nak, entah kelak kamu akan sendiri atau bersama saudara, ingatlah bahwa kita adalah keluarga. Tak ada ikatan yang lebih kuat dari ikatan darah, meskipun sifat kita mungkin berbeda karena gen yang berpadu dan mengekspresikan dirinya dengan unik. Maafkan ibu jika terkadang tampak berbeda dari ibu-ibu lain. Ini mungkin terdengar kritis, namun ibu merasa bahwa kita, sebagai keluarga, perlu menjaga diri dari pengaruh luar yang mungkin merugikan. Dunia yang kamu lihat mungkin besar, namun kebenaran sejati hanya ditemukan dalam Al-Quran dan Hadist.


Nak, ibu mengizinkanmu menjadi apa pun selama tidak menyakiti manusia, alam, atau sekitarmu. Ibu khawatir jika tidak mampu menanamkan keimanan yang kuat atau jika kamu terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik. Ibu memiliki harapan besar agar kau memahami pentingnya tauhid. Ibu telah berusaha keras dalam pendidikan dan pelajaran agar tidak ada kebingungan saat membesarkanmu, karena mungkin kita tidak akan tinggal di kota besar, namun duniamu akan ibu buat seluas alam semesta.


Nak, jika suatu hari kau bisa membaca ini, maafkan ibu jika ada yang salah. Maafkan ibu yang mungkin terkadang terlalu memaksa atau sulit memahami generasimu. Ibu telah berjuang untuk mempersiapkan diri menghadapi zamanmu kelak. Jangan pernah berharap ibumu akan meminta maaf untuk cara mendidikmu, karena menjadi orangtua berarti melakukan yang terbaik dengan apa yang dimilikinya untuk menciptakan masa depan yang baik bagi anaknya.


Nak, jika kita masih bersama saat kau membaca ini, peluk ibu, ya.


#Inspired tren hei Kidz

Tags