366 Hari Bersajak - 132. Daur

Suara hujan terdengar deras menderu

di dalam istanaku, aku mengintip dari jendela

seseorang memegang payung rusak

tak mampu melindunginya dari basah

tapi ia terus berjalan, perlahan hilang dari pandangan


udara bergerak semakin kuat

tekanan suhu membuatnya semakin liar

seseorang memeluk dirinya sendiri erat

badan ringkih itu seolah tak mampu menahan

ia tetap berjalan perlahan, hilang dari pandangan


Terlihat penuh kesulitan dan kegetiran,

namun mataku melihat esensi kehidupan

entitas itu melebur dalam hujan

ia bebas membaur dalam kompetisi bertujuan


sementara putri kecil di istananya yang megah

aku tak perlu risau dengan hujan badai tak terarah

sejatinya aku tak kemana-mana

terpenjara dalam tembok dan atap yang indah


sekarang, siapa pemenangnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang ga bagus tolong dikasi tau ya, biar penulis bisa menyempurnakan tulisannya :)
kalau ada ide lanjutan cerita juga di terima...
Makasih :D

Tags