366 Hari Bersajak - 128. Ramalan-Nya

Sulit rasanya harus menahan isak tangis

Sulit rasanya raga tak bergetar setiap mendengar kabar

Hari ini, Rafah luluh lantah


Hari ini,


             kenapa pasrah...


Jumlah pembela banyak

tapi seperti buih dipermukaan


diriakkan, muncul terang-terangan

lalu hilang dibawa angin, lalu hilang digulung ombak

diriakkan, muncul kembali semakin banyak,

lalu... apa?


Buih itu tak ada pertahanannya. Ia hanya bentuk dari tegangan permukaan


Dulu, kita bingung kenapa begitu sulit membedakan air dan api

Kini, untuk melihat saudara kita, masih harus menggunakan produk y*hudi


Sulit.

Pahit.

Sakit.


Apa... Tuhan... hamba takut... tak bisa menjadi bagian dari perlawanan... hamba takut... hanya menjadi buih lautan....


Apa yang harusnya kita lakukan...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang ga bagus tolong dikasi tau ya, biar penulis bisa menyempurnakan tulisannya :)
kalau ada ide lanjutan cerita juga di terima...
Makasih :D

Tags