Jika Saja Fajar Lebih Cepat Terbit
"Cerpen Remaja"
“Jar,pulang sama aku aja ya!” Diki
menawarkan tumpangan pada Fajar yang tengah berjalan ke gerbang sekolah
“Eee’eh!telat kau dik!aku udah sama Nisa
hari ini!hehehe…” Fajar tertawa renyah dan menolak ajakan Diki. Tak lama, Nisa
datang membawa motor bebeknya.
“Ayok Jar! Dik,deluan ya… Sori,hari ini
aku yang jalan sama Fajar!Hahaha.” Nisa tertawa mengejek kepada Diki. Fajar
nyengir ke arah Diki sambil duduk menyamping di jok motor Nisa.
“Da..Da.. Diki…” keduanya berlalu dari
hadapan Diki yang sedikit sebal karena tidak berhasil juga untuk pulang bersama
Fajar.
*****
Nisa
tau kalau Diki menyukai fajar. Dan ia
juga tau jika sebenarnya Fajar, cewek ini tidak suka di bonceng cowok. Di
boncengannya Fajar bernyanyi-nyanyi kecil. Fajar tidak cantik, jauh dari
cantik. Ia tidak kaya. Pintar? Lumayan, dia atas rata-rata lah.
“Turun yuk,minta maaf. dia menghindari untuk menabrak kita loh.” usul Fajar.
“Gak usah deh jar.aku takut,tinggalin aja ah!pura-pura ga tau!” Nisa menambah kecepatannya. Fajar hanya menatap iba kepada pengendara sepeda motor Satria-F yang terlihat mengibaskan tangannya. Sekilas,bayangan mata dari kaca helm bertatapan dengan Fajar.
“iye. Tapi bakso ikan. Sekali-sekali pengen coba yang baru. Hehehe…” Lagi-lagi Fajar nyengir. Bakso pesanan Fajar akhirnya datang, “Datang juga akhirnya!” Fajar menyambut baksonya dengan ceria.
seorang pemuda mendadak berdiri ,sambil membawa jus terong belanda ia berjalan ke arah meja nisa dan fajar. Ketika fajar masih mengaduk-aduk baksonya,pemuda itu terpeleset dan menumpahkan jus terong belandanya. Dan dengan sukses, bakso ikan fajar berkuah jus terng belanda. Pemuda itu berdiri.
“eee, maaf!maaf! nanti saya ganti baksonya!saya tidak sengaja!” Pemuda itu segera berdiri sambil merapikan bajunya sendiri.
“Aduh,bakso ikan aku!yaaaah..” Fajar mengeluh kecewa. Ia membersihkan baju seragamnya yang terpercik jus terong belanda dengan tissue .pemuda itu tidak menjawab keluhan Fajar. Ia menuju ke arah kasir untuk memesan bakso yang baru. Pemuda itu memesan bakso sapi. Dan membayar seluruh tagihan di meja Fajar dan Nisa.ia kebmali ke mejanya. Pelayan segera mebawakan bakso fajar yang baru. Fajar dan Nisa hanya bisa terpelongo.
“Jar,kau gak bilang sama tuh cowok kalo bakso kau tadi bakso ikan?” Nisa akhirnya buka suara.
“Hush,udahlah. Udah syukur dia mau ganti bakso ku Nis.”
Kemudian pemuda tadi kembali melewati meja mereka sambil membawa helm. Ketika dekat sama Fajar ia bergumam pelan. “Bakso ikan di sini memakai ikan tenggiri.” Pemuda itu langsung berlalu.
Fajar terkesiap mendengar gumaman itu. ‘kenapa dia tau kalau aku alergi ikan tenggiri?’ pikirnya. Ekor matanya mengikuti arah pemuda itu. Fajar menyadari sesuatu. ‘Helm itu kan…’
CIIIIT!!BRUAAK!!
Tapi hal yang
mebuat Nisa, dan teman-temannya yang lain nyaman bersama Fajar adalah, dia
tidak pernah menyalahkan temannya. Ya, dia easy going dan berhati besar.
Kekurangan Fajar hanya ceroboh dan sedikit pelupa. Terkadang Nisa iri kepada Fajar
yang selalu dekat dengan teman-teman cowoknya. Anak cowok juga nyaman curhat
kepada Fajar. Sementara Nisa hanya duduk manis menemani Fajar di sambil bermain
telepon genggam. Sebenarnya ia ingin meninggalkan Fajar keika mengobrol dengan
teman yang cowok. Tapi Fajar meminta untuk menemaninya. Kata fajar, cewek itu
gak boleh pergi tanpa muhrim…
“Nis,nis! Belok! Kau melamun ya?”
mendengar suara Fajar, Nisa langsung memutar stang kearah kiri. Lamunannya
buyar.
Ckiiiiiit!!! terdengar bunyi rem yang di
tahan sangat kuat oleh pengendaranya. Suara remnya membuat Fajar dan Nisa
terkejut.
*****
“Lama
banget pesanan kau datang Jar,makanan ku keburu habis nih.” Nisa menusuk
baksonya,“kau mesan bakso juga tadi kan?”
*****
Ini hari kamis. Dan siang ini Fajar
berlari-lari menaiki anak tangga ke lantai 4 di tempat lesnya. Ia terlambat.
Biasanya ia di antar Nisa. Tapi sahabatnya tadi masih ada tugas kelompok.
Terpaksa Fajar naik angkutan umum. Padahal tadi banyak menawari fajar untuk
mengantar Fajar pulang. Seperti biasa, ia tak pernah mau di bonceng cowok. Tapi konsekuensinya ya
ini. Ia terlambat masuk les. Fajar melirik jam tangannya sambil terus menaiki
tangga. Tiba-tiba kakinya selip menginjak tangga dan badannya limbung ke belakang.
Slap! Sepasang tangan menahan bahu Fajar dari belakang. Fajar berusaha
menyeimbangkan tubuhnya kembali dengan bantuan sepasang tangan itu. Setelah
fajar benar-benar sudah berdiri tegak, sepasang tangan itu langsung melepaskan
diri dari bahu Fajar. Fajar berbalik dan melihat penolongnya itu.
“Eh… kamu…” Fajar mengenalnya. Cowok
ini teman sekelas Fajar di les. Namun, Fajr tidak begitu dekat dengan
teman-teman di lesnya sehingga ia tidak terlalu kenal. Tapi selain les, Fajar
seperti pernah melihatnya di suatu tempat.
“Reza. Aku Reza. Kita sekelas. Ayo
buruan masuk, udah terlambat 20 menit nih.”
“O,oo.. iya.” Fajar kembali menaiki
anak tangga sementara Reza mengikuti di belakangnya. Fajar sedikit malu karena
ia tidak ingat nama teman sekelasnya di les. Karena di les ini ia sekelas
dengan Rio dan Putra yang merupakan teman sekelasnya. Sehingga,selama di les
Fajar lebih sering mengobrol bersama temannya sendiri.
Krieet… Fajar membuka pintu kelas
les. Tentor sudah menulis hampir setengah papan tulis. Ah,berarti dia sudah
tertinggal agak jauh. Rio dan Putra langsung mengangkat tas mereka di bangku
yang sengaja mereka jaga untuk Fajar. Fajar sebenarnya lebih suka duduk paling
depan. Namun ia menghargai usaha kedua temanya ini untuk menyediakan kursi
baginya. Fajar segera duduk. Terdengar suara 2 kursi yang bergeser. Baru kali
ini Fajar menyadari bahwa Reza selalu duduk di belakangnya.
*****
“Chuy, pulang sama siapa kau?” tanya
Putra sambil menghidupkan mesin motornya.
“Di jemput sama Ayahku.” Kata Fajar
sambil tersenyum.
“Ayah mu lama gak jemputnya? Udah
gelap lo Jar. Mending aku antar pulang yuk.” Tawar Putra.
“Makasih Put. Ayah aku udah di jalan
dari kantornya kok.” Tolak Fajar halus.
“Ya sudah, aku sama Rio deluan ya, Jar!”
seru Putra.
“Kau nunggu di dalam tempat les aja.
Jangan di luar nunggunya. Ntar di culik setan kau maghrib-magrib gini di
luar.Hahaha…” Saran Rio sambil bercanda.
“Iya,iya!udah,kalian cepat pulang
sana! Di cariin mamak kalian nanti!” jawab Fajar sambil bercanda juga. Putra
dan Rio pun pergi. Fajar kembali ke dalam tempat les.
Hampir setengah jam menunggu, akhirnya Ayahnya datang. Fajar
segera menaiki mobil. Fajar memasang earphone-nya. Sambil menikmati
musik, Fajar melirik ke spion mobil. Sebuah motor satria-F terlihat mengikutinya.
Fajar segera memasang mata untuk memastikan bahwa motor itu benar-benar sedang
mengikuti mobilnya. Ketika Mobil berbelok ke kanan memasuki komplek perumahan
Fajar. Motor itu lurus tanpa ikut berbelok. ‘Ah,ternyata perasaanku saja. Ge-er
sekali aku.’ Pikir Fajar.
*****
Hari ini Jum’at. Besok Fajar akan
berulang tahun. Karena Nisa malam ini akan ke pekanbaru selama 3 hari, maka
hari ini ia mengajak Fajar ke toko eskrim yang belum pernah Fajar kunjungi.
Nisa melihat Google Maps di telepon genggamnya sambil mengendarai motor.
Sementara Fajar, seperti biasa hanya duduk tenang di boncengan sambil
mendengarkan Mp3.
“Oalah,kelewatan simpangnnya Jar!” seru
Nisa sambil memutar stang ke arah kanan tanpa memasang lampu tangan. Sementara
itu, sebuah truk melaju kencang di jalur kanan.
“ALLAHUAKBAR!”Jerit Fajar dan Nisa
bersamaan.
Sebuah sepeda motor Satria-F hancur di
depan Truk Mitsubishi itu. Pengendaranya terlempar dan kepalanya yang terbalut
helm menghantam trotoar pulau jalan.
Fajar langsung berlari menuju pengendara
itu dan langsung membuka helm yang kacanya telah retak. Darah mengalir mengenai
rok Fajar. Dari keningnya darah terus mengucur. “REZA!” Pekik Fajar. Reza,
setengah sadar melihat bayangan Fajar. “Fafa…” panggilnya. Fajar terkejut mendengar
nama kecilnya disebut oleh Reza. Fajar menyingkapkan poni Reza yang hampir
melewati alisnya. Di antara darah yang terus mengucur, Fajar melihat luka bekas
jahitan di dahi Reza.
“ECAAA!!” Fajar menjeritkan nama teman kecilnya itu. Teman dari TK sampai
kelas 3 SD. Teman yang selalu di anggapnya sebagai sahabat perempuan. Reza
alias Eca Menutup matanya. Selamanya.
******
“Pos!” seorang tukang pos berenti di
depan rumah Fajar. Hari sudah beranjak sore. Fajar keluar menerima paket dari
tukang pos itu dengan ogah-ogahan. Pikirannya masih kacau setelah pemakaman
Reza tadi pagi. Tukang pos menyerahkan kertas yang harus di tandatangani. Fajar
menandatangani kertas itu dan menyerahkan kembali ke tukang pos tersebut.
“Selamat ulang tahun ya mbak Fajar!”
Tukang pos yang sudah paruh baya itu memberikan paket berukuran sedang
tersebut. Fajar menerimanya dengan sedikit terkejut.
“Kok Bapak tau saya Ulang Tahun hari
ini?” Tanya Fajar bingung sambil menerima paket tersebut.
“Kan ini ada kartu ucapannya mbak.
Hehehe…” Pak pos menunjuk kartu ucapan yang tertempel di atas paket.
“Oh iya, terimakasih ya pak.” Ujar Fajar
sambil terseyum. Pak pos membalas senyum Fajar lalu pergi menjalankan tugasnya
kembali. Fajar melihat pengirimnya di kartu ucapan. ‘Dari : Reza Kurniawan’. ‘Eca?’ Fajar segera
membawa paket itu ke kamarnya.
Dikamarnya, Fajar membuka paket yang
ternyata berisi Boneka beruang yang mirip dengan boneka yang sering dimainkan
nya bersama Eca dulu. Tapi yang ini lebih besar. Sebuah surat juga melayang
dari kotak tersebut. Fajar segera membaca surat tersebut.
”Fafa, SURPRISE!!
Happy birthday ya… gak terasa udah 8
tahun aku gak ngasi kamu kado ya. Maaf aku menghilag tiba-tiba dulu. Ah,apa
kamu masih mengingatku? Aku Eca, yang dulu sering main boneka sama kamu. Yang
dulu kamu nganggap aku cewek. Hahaha… padahal kamu gak suka terlalu dekat
dengan cowok, giliran sama aku kamu mau aja dekat. Aku cowok lo fa :p
Kamu pasti dapat kabar kalau kedua orang
tua meninggal kan? Habis itu aku ikut dengan Om dan Tant aku ke Jakarta. Di
sana aku tetap mencari kabar tentang mu. Syukurlah 2009 aku menemukan mu lewat
dunia maya. Aku bersyukur kamu punya blog. Aku selalu mencari tau berita mu.
Kamu suka galau juga ya di blog mu :3
Syukurlah Om di pindahkan ke kantor
cabang di medan. Awalnya aku memeilih sekolah mu. Tapi ternyata dari sekolah
swasta gak bisa masuk sekolah negeri. Kamu kok sekolah di negeri sih :(
Aku masih tetap bisa berasa di dekatmu,
untung saja untuk masuk les tidak banyak syarat. Tapi setelah kita besar
sepertinya kamu udah ga kenal sama aku ya? Gak apa-apa. Hari ini aku akan
memberi tahu mu semuanya. Semoga paket ini sampai tepat pada waktunya. Karena
aku sudah memesan bahwa paket ini harus sampai hari ini.
Besok aku akan menjemputmu untuk
mengantarmu ke sekolah. Juga mengantarmu pulang.karena aku gak mau kamu di
bonceng sama teman kamu yang serabutan banget bawa motor. Bahaya tau.
Maaf aku seperti menguntit mu. Aku hanya
menunggu hari ini untuk menemui mu. Kamu jangan ceroboh ya,kalau makan ikan di
lihat dong dari ikan apa. Jangan asal!
Sampai jumpa besok fa, aku rindu sama
mama dan papa mu. Ah, tiba-tiba aku rindu orang tua ku fa. :)
Eca,
Cowok tulen.”
Fajar menangis membaca surat itu. Andai
ia lebih peka dengan keadaannya. Andai ia lebih memperhatikan sekelilingnya.
Andai ia menyadari kehadiran Eca lebih cepat. Jika saja Fajar hari ini lebih
cepat terbit sebelum kecelakaan itu…
*****
Wah.. bagus banget novelnya.. di tunggu ya karya selanjutnya... semangat menulis :)
BalasHapusorang yang ceroboh tapi easy going sampai lupa teman lamanya eakkk
BalasHapus