Jalanan pulang dihiasi titik-titik cahaya meredup
Maju kedepan, suasana semakin kelam
Memang sudah malam, ditambah dengan gulita
Toko-toko lebih cepat tutup
mesin kasir sudah hitam
takut ada yang gelap mata
Sssshuushh, shuush, seorang ibu dengan lembut meniup
anak dipangkuanya tak kunjung terpejam
Terbiasa gawai pintar, sang ibu tak lagi pintar bercerita
Sudah dua jam gawai pintar tertelungkup
karena baterainya sudah padam
anaknya takkan mengerti, masih balita
Mati listrik, semua menunggu hidup
Padahal mati, tak menunggu datangnya malam
Kita tak menunggu, nanti juga dipanggil sang pencipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau ada yang ga bagus tolong dikasi tau ya, biar penulis bisa menyempurnakan tulisannya :)
kalau ada ide lanjutan cerita juga di terima...
Makasih :D