logika kerinduan

Duduk termagu di depan jendela
menatap burung-burung kertas yang tergantung di jendela
menghembuskan desah napas ke udara
tak ada uap disana

jelas saja. ini udara tropis, panasnya luar biasa

orang-orang di luar sana sibuk membicarakan calon pemimpin baru.
sementara para remaja tak perduli dan tetap sibuk menggalau.
aku tak mengikuti euforia dari kedua kubu
tak pula mengikuti galau yang sudah saatnya berlalu

jelas. masa SMA telah mejadi lampau.

kemarin bulan terlihat kemerahan.
lalu di pagi yang terik mentari terlihat kebiruan.
dan sekarang hujan terasa begitu menghangatkan
apakah esok panas mencekam kulit terasa menyejukkan?

 Ah kerinduan, membuat keadaan berubah 180 derajat.

*****
 
Mereka bertanya apakah aku kembali di dera kegalauan
bukan. aku tidak sedang menunggu atau mengalami kebimbangan
mereka bertanya apakah aku menanti kedatangan seseorang
mungkin ya, tapi lebih tepat aku menati sebuah keadaan
 
keadaan yang mengembalikan posisi nyamanku.
 
saat bulan kembali kuning kebiruan
saat mentari terlihat kuning menyilaukan
saat hujan terasa menyejukkan
dan sinar mentari terasa menghangatkan
 
Ah kerinduan, kembalikan keadaanku 180 derjat kembali.
 

 
11 Juni 2014
Termagu dalam kerinduan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang ga bagus tolong dikasi tau ya, biar penulis bisa menyempurnakan tulisannya :)
kalau ada ide lanjutan cerita juga di terima...
Makasih :D

Tags