Aku bangun dengan rasa lapar mencekam
Ku masak nasi dengan cara tercepat
Dan bertanya, lauk apa untuk sarapan
Belum ada, begitu pula kopi tidak kuseduh
Orang gila mana yang melakukan itu saat perut keroncongan
Ku ambil telur ayam eropa, ku pecah, dan goreng utuh
Empat jumlahnya, ku siram lagi dengan saus sambal racikan
Harusnya tak ada kafein pagi ini
Siang kumakan ikan sambal dengan sup tomat
Bersama opak yang digoreng setelah bertahun dalam lemari
Ku nikmati sepiring dengan nasi panas, nikmat
Dari mana kafein ini datang?
Sorenya aku menyusul teman di warung kekinian
Jualan mie ayam dengan elegan
Enak kataku, cobalah rasakan.
Lalu malam menutup setiap kegiatan
Langit mengguyur jalanan dengan lembut
Setiap tetes terdengar seperti piano di atas jalan
Bernada, sambut menyambut
Kini sudah mau pukul empat pagi
Tanpa ada pengaruh kafein
Kupastikan tak ada sesesap kopi kemarin dan hari ini
Lalu mengapa dadaku berdebar seperti membeli gas dari warung lain?
Kutorekah kisah hari pada semua
rekor terbanyak membicarakan orang lain
Apa efek kafein muncul karena peningkatan dosa?
Rasa takut tak bisa masuk surga sampai bisa dimaafkan meski di dunia lain?
Benar-benar, jangan menulis di pagi buta
terlebih saat hujan masih samar terdengar
Isi kepalamu akan penuh degan berbagai rekayasa
Tanpa batas antara salah dan benar
Lelap sudah akhirnya,
Biar pulas akan mencerna
seporsi mie ayam sore tadi
terserap, bersama cerita dini hari