366 Hari Bersajak - 10. Indi e

Senja,

saat mentari pamit dengan indah

seburat warna hangat, lalu hilang

menyisakan kelam


Senja,

Tenggelannya jiwa-jiwa yang lelah

jatuh dalam sujud, hati yang rapuh

mata yang nanar menatap hari berganti

apakah esok ia masih bisa memberi arti


Senja,

identik dengan anak indie, secangkir kopi, dan bait puisi.


yah seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kalau ada yang ga bagus tolong dikasi tau ya, biar penulis bisa menyempurnakan tulisannya :)
kalau ada ide lanjutan cerita juga di terima...
Makasih :D

Tags