Cerpen - Mungkin Sudah Saatnya

PING!!!


aku melihat layar smartphone ku. Ah, ada pesan penting rupanya masuk. Ku buka perlahan kunci pada layar untuk emlihat pesan. Sebelum sempat aku melihat pesan tersebut aku keburu melihat sebuah broadcast di bawahnya. 

Ah... Sulitnya melupakan.

4 tahun yang lalu

"Kanya! Kanya!"
"Apa sih Fir!" jawabku ketus sambil menoleh kearah Firman.
"Gak ada, miscall aja!"
"Ih, gak jaman banget miscall segala, mention kek, ping kek, apa kek" celoteh ku sambil terus memilah beberapa surat yang masuk ke ruang osis kami.
"Hu... sombong sementang punya smartphone...aku apalah..." Firman merengut di bangku kekuasaannya sambil memainkan bola salju kaca yang ku taruh di mejanya beberapa hari lalu.
"Ya maaf, becanda aja kok."
"Enak ya punya smartphone?"
"Gak juga, ribet. Paling yang enak karena aplikasinya banyak yang membantuku."
"oh..." 
******
"Nya... Aku naksir seseorang."
DEG
"Ci..cie.. si.. siapa" Jawabku gugup sambil menggodanya.
"Kabar-kabarnya dia suka samaku, Nya. Aku bingung, kalau aku tembak dia dia mau nerima gak ya?"
"Idih, ya coba aja. kok tanya aku"
"Misalnya kamu di posisi itu gimana, Nya?"
SERRR...
"Aku memang gak mau pacaran, Fir. Meski di tembak sama orang yang sedang aku suka"
"Oh.."
*******
Sejak percakapan kami terakhir itu, Aku dan Firman perlahan menjauh. Seiring jabatan OSIS kami telah berakhir dan di tambah kesibukan anak kelas 3, kami nyaris tak ada senda gurau seperti dulu. Aku yakin, Firman tau betul bahwa aku menyukai dia. Saat ia melontarkan pertanyaan itu jujur aku tak siap dan aku sangat takut Gede Rasa lalu aku menjadi patah hati bila yang di maksud Firman bukan aku.

"Nya! Kanya!" Hani menyikutku sambil menujuk-nunjuk ke arah gerbang sekolah. Saat itu aku dan Hani sedang menikamti es lilin di teras sekolah. Mataku pun melirik ke arah telunjuk Hani. 
DEG...
Aku melihat Firman sedang berboncengan dengan seorang cewek yang sama sekali asing. Tak pernah kulihat wajah cewek itu di lingkungan sekolah kami.
"Nya, kau tau siapa cewek itu?"
"Enggak Han"
"Kayanya itu yang lagi di bicarain anak-anak belakangan ini, Nya. Kabarnya itu pacar Firman."
"Anak mana?" Balasku, sok tegar.
"Swasta. baru dua minggu ini kabarnya."
"Oh..."
"Kamu gak papa, Nya? Ih, lagian cantikan kamu dari cewek itu. kok si Firman milih dia sih!"
"Gak lah Han, aku ini apa sih. ga ada bagus-bagusnya. suka-suka dia lah pilih siapa..."
********
Perpisahan sekolah
"Nya, Kanya! Kanya Adilla!" Teriak seseorang yang aku mengenal suaranya. aku mengacuhkannya.
"Kanya! Aku manggil tau!" Firman menarik tanganku pelan dari belakang.
"Apa sih, Fir?!" Aku mengibaskan tangannya.
"Plis, ikut aku bentar."

Aku dan Firman menuju Taman belakang sekolah. Teman-teman memberi kami privasi dan tidak mengikuti. Tapi aku memberi kode kepada Hani untuk diam-diam mengikuti kami.

"Nya, aku to the point aja. benar kamu pernah suka sama ku?"
Aku menggangguk. Firman menghela nafas panjang.
"Hh... Terus kamu maunya gimana?" Tanya Firman lagi.
"Ehm... Fir, Maaf kalau berita aku menyukaimu menyebar samapi ke telingamu. Tapi begini Fir, rasa sukaku ke kamu itu gak lebih dari obsesi ku menjadikan kamu salah satu tokoh dari novel khayalanku."
"Maksudmu, Nya?"
"Aku menyukaimu, membuat mu menjadi tokoh dalah imajinasiku tanpa berharap lebih."
"Kanya, kamu serius ngomong begitu?"
"Firman Julian, aku serius."
"Tega kamu, Nya. kamu membuatku kepikiran. Galau gak tau apa yang harus aku buat ke kamu. Jawaban terakhir kamu makin buat aku semakin kalut. Aku gak tau harus gimana. Sekarang jawaban dari kamu begini."
"Udah ya, aku harus balik ngumpul sama temen-temen sekelas."
"Nya... yakin gaada lagi yang mau kita selesaikan?"
Aku terus berjalan membelakangi Firman. Fir, aku bener-bener ga tau.
******
Dan, gak lama setelah masuk kuliah. Aku mendapat braodcast PIN Firman dari salah seornag teman. Aku menimbang-nimbang apakah aku harus meng-invite PIN nya demi memperbaiki hubungan pertemananku dengan Firman.

Sent Request

Accept

PING!!! -Firman
Ya - Kanya
Dapat dari mana PIN ku?-Firman
Dari broadcast-Kanya
Siapa?-Firman
Lupa, tadi banyak yang broadcast kontak alumni-Kanya
Ngapain kamu invite aku?-Firman
Gak boleh?-Kanya
Read.

Setelah itu aku hanya melihat Firman beberapa kali di timeline. Kami tak pernah lagi berkomunikasi apalagi bertemu. 

4 Tahun, aku tak ingin ada bayang-bayangnya lagi.

Delete contact?

Yes.

Tentang Perasaan Dan Kosongnya Hati

Rasa Sayang, salahkan menempatkannya disetiap ornag yang perduli padamu?
Rasa Cinta, Apa bedanya?
Rasa Memiliki, aku rasa tidak.

Pada kenyataannya belum ada yang sampai ke tahap itu semua.

Semua terasa sama. Seperti yang lainnya.

Mungkin, bila sedikit lebih dewasa aku akan merasakan seperti apa yang banyak orang rasakan?

Jadi, jangan tanya lagi siapa yang di hatiku.

Belajar Melepaskan

Sulit rasanya,
membiarkan perasaan yang kau sudah tau
tak mungkin ada akhirnya

namun dulu, semua perasaan yang mengakar
perasaan yang membuat inderamu mati
cinta buta itu

memonopoli perasaan sendiri
mendekati, bermimpi
berharap waktu akan abadi

ini sudah berapa lama
saat hubungan yang tak pernah dimulai ini
hilang begitu saja garis startnya

Memang sulit rasanya,
membiarkan perasaan yang kau sudah tau
tak mungkin ada akhirnya

tapi entah kenapa pikiran bodoh ini
masih berpikir ia akan kembali
kasian hati.

________________________

 mungkin agar tangan ini tak gatal menstalk akunnya
lebih baik di blok saja?
Jangan!
berdalih menjaga silaturahmi?
omong kosong.
harapanmu hanya pepesan kosong.

Yang

Yang ganteng anaknya ganteng
Yang cantik anaknya cantik

Yang Baik?
......


Puisi Malam

Merintih bergelut dalam selimut
menggeliat di tempat
berharap sisa-sisa rasa sesak kan menghilang
larut dalam peluh dan dada yang bergemuruh

lidah kelu tak mampu meneriakkan sendu
mata terpejam seakan takkan pernah lagi terbuka
gelisah tak menentu
dalam sunyi dalam sebuah rasa ragu

Malam masihlah malam
masih panjang malam ini
sepanjang malam
tak kunikmati malam kali ini

ingin ku bersimpuh bersujud
melepas teriakan malam
pada yang Maha mendengar
bahkan di keheningan malam

Sebelum itu
dan itu takkan pernah menjadi sesudah
karena ajal tanpa liku
telah hadir membebaskan sebuah arwah

Malam masihlah malam
ada lagi yang menggeliat dan bergelut
lupa akan meneriakkan ampunan
hingga ajal menjemput

Tags